Entah
sudah berapa tahun Film Penghianatan G30S PKI tidak ditayangkan
kembali oleh TVRI. Pada zamannya, film G30S PKI pasti diputar di akhir
bulan September. Dan untuk beberapa kesempatan, Saya melihat dan
menontonnya di televisi hitam putih milik tetangga. Bahkan murid-murid
sekolah sebelah rumah saya tempo doeloe, sempat dianjurkan untuk ikut
menonton film Penghianatan Gerakan 30 September Partai Komunis
Indonesia itu. Ada juga yang menyebut dengan istilah Gestok atau
Gerakan Satu Oktober 1965.
Film-film bernuansa heroisme kepahlawanan perjuangan dan kejuangan lain seperti Serangan Fajar, Janur Kuning, Naga Bonar, Kereta Api Terakhir, Pasukan Berani Mati, Tjut Nya’ Dhien, Soerrabaja 1945, Lebak Membara, Komando Samber Nyawa dan lain sebagainya, juga tidak pernah lagi ditayangkan di TV swasta yang ada di Indonesia, atau ditayangkan, tapi saya ketinggalan menontonnya. Pada momen-momen tertentu, televise swasta lebih sering menayangkan Film Komedi ala Wakop Dono Kasino Indro, atau TPI yang sampai saat ini masih sering sekali menayangkan Film Rhoma Irama.
Setelah melakukan searching secukupnya, ternyata saya juga belum menemukan alasan yang tepat dibalik penghentian penayangan film Penghianatan G30S PKI tersebut. Alasan-alasan yang berserakan tersebut saya kumpukan jadi beberapa alasan berikut ini:
Film-film bernuansa heroisme kepahlawanan perjuangan dan kejuangan lain seperti Serangan Fajar, Janur Kuning, Naga Bonar, Kereta Api Terakhir, Pasukan Berani Mati, Tjut Nya’ Dhien, Soerrabaja 1945, Lebak Membara, Komando Samber Nyawa dan lain sebagainya, juga tidak pernah lagi ditayangkan di TV swasta yang ada di Indonesia, atau ditayangkan, tapi saya ketinggalan menontonnya. Pada momen-momen tertentu, televise swasta lebih sering menayangkan Film Komedi ala Wakop Dono Kasino Indro, atau TPI yang sampai saat ini masih sering sekali menayangkan Film Rhoma Irama.
Setelah melakukan searching secukupnya, ternyata saya juga belum menemukan alasan yang tepat dibalik penghentian penayangan film Penghianatan G30S PKI tersebut. Alasan-alasan yang berserakan tersebut saya kumpukan jadi beberapa alasan berikut ini:
- Film Penghianatan G30S PKI sudah tidak relevan lagi dengan kondisi zaman sekarang. Banyaknya kritik yang masuk –baik dari politisi, sejarawan maupun budayawan— terkait dengan kepentingan politik Rezim Soeharto di balik Film tersebut.
- Materi dan isi Film Penghianatan G30S PKI sarat dengan nuansa kekerasan. Pengulangan demi pengulangan kekerasan melalui film ini menyebabkan memori masyartakat tidak tersentuh oleh misteri dibalik tragedi G30SPKI, bahkan sampai sekarang
- Film Penghianatan G30S PKI tidak cukup untuk membangkitkan nasionalisme dan sikap-sikap kejuangan rakyat, karena justeru dijadikan media dan propaganda untuk melestarikan kekuasaan (saat itu) dengan brand image Soeharto
- Film Penghianatan G30S PKI, baik langsung maupun tidak langsung, justeru bisa dianggap membuka peluang tumbuh berkembangnya ideologi komunis dan bibit bibit komunisme di Indonesia.
- Film Penghianatan G30S PKI berhenti ditayangkan seiring dengan pamor TVRI yang memudar dan menurun dengan beralihnya pemirsa TV ke chanel-chanel televisi lain yang secara audio visual lebih enak ditonton, meski hanya sekedar menonton sinetron.
Kadang rindu juga untuk melihat kembali film tersebut. Tapi, biarlah, keputusan untuk menghentikan penayangan Film G30SPKI mungkin sudah tepat. Film yang menggambarkan sejarah pertumpahan darah tersebut telah dan akan menjadi bagian dari sejarah itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar